Orang yang Mendapat Nikmat Kubur

Seputar Kita - Golongan orang yang kelak mendapat nikmat kubur telah dijelaskan oleh Allah Swt dalam firman-Nya sebagai berikut:
فَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَۙ (٨٨)
فَرَوْحٌ وَّرَيْحَانٌ ەۙ وَّجَنَّتُ نَعِيْمٍ (٨٩)    
"Adapun, jika ia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga kenikmatan." (QS. al-Waaqi'ah [56] 88-89).
Mengenai kenikmatan yang akan didapatkan orang mukmin, terdapat penjelasan pada sebuah riwayat dari Abu Abdurrahman al-Muqri, telah meriwayatkan bahwa ia diberi tahu oleh Abu Dawud dan Abu Bahr, dari saudara iparnya yang bernama Muslim bin Muslim, dari Mauriq al-'Ajali, dari Ubaid bin Umair, dari Ubadah bin Shamit berkata, "Jika seorang mukmin yang ahli membaca al Qur'an ketika shalat Tahajjud meninggal dunia, maka al-Qur'an akan datang kepadanya dan berhenti di kepala orang mukmin tersebut Padahal, pada waktu itu, orang orang masih memandikan jenazahnya.

Orang yang Mendapat Nikmat Kubur
Gambar Ilustrasi
"Ketika dia selesai dimandikan, al-Qur'an masuk ke tubuhnya) sehingga bertempat di antara dada dan kain kafannya. Apabila orang tersebut dimasukkan ke liang kubur, maka malaikat Munkar dan Nakir mendatanginya. Pada waktu itulah, al-Qur'an mengambil posisi antara orang tersebut dan dua malaikat. Malaikat Munkar dan Nakir berkata kepada al-Qur'an, 'Menyingkirlah kamu dari hadapan kami, karena kami hendak menginterogasi hamba ini!' Al-Qur'an itu menjawab, 'Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan orang ini sekalipun kalian berdua memerintahkan hal itu.' Kemudian, al-Qur'an itu memandang orang mukmin itu, sambil bertanya, 'Apakah kamu tahu siapa aku?' Al-Qur'an itu kembali berkata, 'Aku adalah al-Qur'an yang kamu baca pada malam hari (sehingga tidak tidur dan menjadikanmu haus pada siang hari Aku juga yang menahanmu dari keinginan syahwat, pendengaran, dan penglihatanmu (yang kurang baik). Kamu akan mendapati aku menjadi sahabat karibmu Maka, berbahagialah kamu, karena kamu tidak akan merasakan kegelisahan dan kesedihan setelah ditanya Munkar dan Nakir.'

"Akhirnya, kedua malaikat itu menyingkir dari orang tersebut Al-Qur'an menemui Tuhannya, dan meminta kepada-Nya sebuah tikar dan selimut. Lantas, al-Qur'an diperintahkan Allah Swt untuk membawa tikar, selimut. dan pelita dari surga. Allah Swt. juga memerintahkannya membawa bunga yasmin dari surga. Selain itu, al-Qur'an juga membawa seribu malaikat muqarribin menuju langit dunia.

"Ternyata, al-Qur'an datang lebih dulu daripada malaikat, lalu berkata kepada orang mukmin tersebut, Apakah kamu merasa kesepian setelah aku (tinggal)? Karena sesungguhnya, setelah ini aku akan selalu bersama Tuhanku. Dia memerintahkanku membawa tikar dan selimut dari surga untukmu.' Kemudian, para malaikat datang dan membentangkan alas untuknya (mukmin), memakaikan selimut di bawah kedua kakinya, dan meletakkan bunga yasmin di dadanya. Para malaikat juga menjunjung orang mukmin tersebut untuk dibaringkan di sisi badan sebelah kanan. Tidak lama kemudian, orang mukmin itu didudukkan dan ditidurkan secara telentang. Setelah itu, para malaikat beranjak darinya. Orang mukmin tersebut terus memandang para malaikat sehingga mereka sampai ke langit Akhirnya, al-Qur'an di dorong ke arah kiblat kuburan, dan kuburan orang mukmin tersebut dilapangkan sampai ukuran yang di kehendaki Allah Swt.

Orang yang Mendapat Nikmat Kubur
Gambar Ilustrasi
Di riwayat yang lain juga telah diceritakan keadaan seorang mayat mukmin yang selalu taat. Sebagaimana telah disebutkan di kitab Al-Auliyaa', Abu Abdillah Muhammad bin Khalaf bin Shalih at-Taimi telah menulis sebuah berita bahwasanya Ishaq bin Nabatah sudah enam tahun menjadi muadzin di Masjid 'Amr bin Sa'id yang berada di Kufah. Dia juga mengajarkan al-Qur'an kepada anak-anak tanpa memungut bayaran. la telah lama meninggal, kira-kira sejak 30 tahun sebelum ada penggalian parit di sana. Ketika proyek penggalian parit dikerjakan. Ishaq bin Nabatah ditemukan di antara beberapa kuburan.

Sebagian orang berusaha memindahkan jenazah Ishaq bin Nabatah untuk dimakamkan lagi. Tetapi ternyata, tidak berubah sama sekali, kecuali kain kafannya yang telah mengering. Seakan-akan tubuhnya sudah dilumuri oleh semacam obat pengawet. Maka, al-Musayyib ibn Zuhair datang kepada Abu Ja'far al-Manshur (khalifah waktu itu) yang sedang berada di tepi Sungai Furat. Lalu dia mengabarkan kejadian tersebut. Seketika itu juga, Abu Ja'far al-Manshur langsung menunggangi kudanya untuk menyaksikan jenazah tersebut, meskipun hari telah gelap. Dia menyuruh orang - orang untuk menguburkan kembali jenazah tersebut pada malam itu juga. Hal ini agar menghindari terjadinya fitnah (sebab orang - orang bisa mengultuskannya).

Sumber Referensi :
  • Ibnu Rajab, Kehidupan..., hlm. 97-98.
  • Ibid., hlm 114-115.
  • Ibnu Kasiman, Sebelum Telat., hlm 21-25.


Lebih baru Lebih lama